Saat mobil Suzuki MPV warna hijau agak gelap yang membawa tubuhku mulai memijakkan keempat rodanya di jalan aspal tanah bergunung-ganang, kedua mataku terbeliak, antara percaya dan tidak, bahwa keindahan
alamnya benar-benar menggoncangkan hati nuraniku, dan ku akui...memang harus kuakui, saat itu aku benar-benar sedang mabuk cinta yang luar biasa.
alamnya benar-benar menggoncangkan hati nuraniku, dan ku akui...memang harus kuakui, saat itu aku benar-benar sedang mabuk cinta yang luar biasa.
"Aku jatuh cinta.... aku jatuh cinta..aku jatuh
cinta...!!"
Suara itu tak henti-hanti keluar dari mulut dan hatiku, sambil kubuka cendela kaca yang berada tepat di samping tubuhku untuk meluahkan perasaan hatiku yang bergejolak pada alam pertiwiku, hasil karya lukisan Tuhan Sang Maha Pencipta.
Setelah cendela kaca ku buka, hawa dingin pun menyambut kedatanganku, dengan ramahnya hawa itu menusuk ke tulang belulangku dan spontan...mas sopir mematikan Ac mobil yang kunaiki sebagai respond atas sambutan udara Dieng yang membelai jiwaku itu.
Tak sabar....! Aku benar-benar tak sabar untuk keluar dari dalam mobil yang serba sempit bila dibandingkan dengan luasnya alam yang terbentang di depan mataku nan indah itu. Dan akhirnya permintaan hatiku pun dikabulkan -- aku menarik tubuhku keluar setelah mobil yang kunaiki berada tepat ditempat parkir, dan tanpa berfikir panjang aku bersorak kegirangan sambil memuji-muji Nama dan Kebesaran Tuhan.
Seumur hidupku, baru satu kali ini aku memijakkan kakiku di tempat dingin begini yang berada di dalam negeriku sendiri. Kupikir dulu .... jika aku inginkan udara yang dingin begini, aku harus pergi keluar negeri yang mempunyai empat musim itu, tetapi ternyata tidak.... karena ada wilayah negeriku yang mampu memproduksi hawa dingin membatu, dialah 'Dieng Plateau
atau Dataran Tinggi Dieng', pusat kerajaan Hindu kuno di zaman Dynasti Saylendra.
Hamparan ladang kentang hijau menghampar disana-sini, persis permadani cantik yang terbentang di tanah-tanah berbukit yang berada dua ribu meter dari permukaan air laut itu.
Syahdu.... aku benar-benar merasa syahdu, dibuai lamunan cintaku sambil menikmati nikmatnya belaian alam yang kucintai. Telaga berwarna-warni, bukit belerang, bermacam-macam candi, beranekan nama gua dan sumber pembangkit tenaga panas bumi... semuanya kusinggahi, semuanya menggoncangkan jiwaku dan semuanya adalah menjadi cintaku yang sempat membuat aku mabuk kepayang.
Aku benar-benar jatuh cinta pada Alam Dieng... yang sampai kini kenangan itu masih tersimpan rapi di benakku dan takkan mungkin kulupa seumur hidupku. Harapanku ... suatu saat nanti aku akan kembali ke tempat itu untuk merenda memori dan menenun cerita yang baru lagi.
Catatan: Tulisan ini saya tulis, berdasarkan liburan saya bersama-sama majikan saya sekeluaraga ke Jogja-Jawa Tengah selama satu Minggu pada Desember '06 yang telah berlalu.
P.s. : Mbak Hany...Maaf... Muzali mencoba nulis lagi untuk Blog Buat Mereka...ini suara hati saya yang keluar dari lubuk yang suci. hehe... :). Ntar saya kirim jepretan Alam Dieng yang saya jepret pakai hp saya ya...
3 comments:
Aq ngiri ngiri ngiri...(critamu mbikin aq jadi ....)
Memang indah negeri qta tercintah,
Kapan yah aq bisa nyampe sana....
Mba muzali ,tulisanmu selalu bagus,salut
Mba hany... kok gak mampir deket sekali ma rumahku lo... lagian des 06 kemarin aku juga pulang ke indo... Ortuku tinggal di wonosobo deket bgt ma dieng lo...
Kapan2 mapir ya....
anie, mamadika
seruuuuuuuu :)
Post a Comment