Saturday, March 24, 2007

Haruskah Aku Bunuh Diri?!

Seiring hembusan sepoi angin sore,aku duduk termenung sendirian di bawah blok apartemen rumah majikanku, sementara itu bau bunga kamboja yang tumbuh tegar, tidak jauh dari kursi besi yang kududuki menyengat kuat kedalam lubang hidungku, dan seketika itu juga aku hanyut terbawa oleh arus lamunanku yang berkecamuk tidak menentu.

Betapa nikmatnya jika setiap hari aku dapat mencium bau harum seperti ini, mungkin.... aku merasa lebih tenang, karena bau wangi ini sepertinya meredekan masalah pribadi yang saat ini benar-benar serius kuhadapi- 'dihianati oleh kekasih yang sangat kucintai yang akibatnya aku tidak punya semangat untuk bekerja di Negeri Singa ini'.

"Haruskah aku mengakhiri hidupku alias bunuh diri dengan caraku sendiri, agar setiap hari aku dapat merasakan bau harum sebegini?" pertanyaan ini tak henti-henti kutanyakan kepada diriku sendiri...agar akhirnya aku bisa terbaring selamanya dibawah pohon-pohon kamboja yang tumbuh dengan rimbunnya di tanah perkuburan kampungku nan jauh disana.

"Oh...cara apa yang sebenarnya sangat baik untuk mengambil nyawaku ini, menjatuhkan diri dari bangunan tinggi, meminum obat yang over dosis atau meminum racun serangga, menggantung diri, atau.... menyakiti tubuhku dengan benda tajam?" pertanyaan yang berbau usulan ini bertubi-tubi kuikrarkan di dalam hati.

" Muza... sudah benar-benar putus asakah dirimu hingga kamu lebih memilih bau wangi bunga kamboja itu, daripada keluarga dan orang-orang yang kamu cintai dan juga mencintaimu? Hentikan Muza... hentikan bisikan-bisikan hatimu yang dirasuki setan itu! Ingat....!! putus asa adalah dosa, apalagi bunuh diri- yang sangat besar dosanya itu". Nurani luhurku tiba-tiba ikut mewarnai pembicaraan hati kecilku.

"Ya Allah.....!! benar-benar lemahkah imanku, hingga aku akan memilih bunuh diri dari pada menjadi seorang manusia yang tegar di dalam menghadapi ujianMu. Bukankah dunia ini seperti roda yang berputar, kadang diatas dan kadang juga di bawah, setiap masalah pasti ada penyelesaiannya dan sabar adalah bekalnya.... dan yang terpenting... setiap ada kesedihan pasti ada kebahagiaan.

"Kawan.... haruskah aku bunuh diri? karena aku dihianati oleh orang yang kucintai, haruskah aku mati karena tidak punya semangat untuk bekerja lagi??"
maaf, pertanyaan ini masih saja kulaungkan karena aku ingin jawaban dari kalian.

Ku akui...mungkin yang terpenting dalam hidup adalah mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang, agar aku tidak gampang putus asa yang seperti ini.


Salam
Muzali


P.s . Mbak Hany, maaf....saya mencoba menulis cerpen
ini.

Catatan dari Hany:
Pertanyaan dan tanggapan atas tulisan ini harap dikirim ke penulisnya langsung:
Muzali Sur [muzalisur@yahoo.com].