tag:blogger.com,1999:blog-320677252024-03-07T16:57:40.738-08:00buat merekaUnknownnoreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-66350580462009807372007-07-08T01:43:00.000-07:002007-07-08T01:46:10.500-07:00Di Mana Bumi Dipijak, Di Situlah Langit Dijunjung"Di mana bumi dipijak, di situlah lagit dijunjung,"<br />inilah bunyi peribahasa yang harus kita pegang jika<br />kita ingn lebih mudah untuk beradaptasi dengan sebuah<br />lingkungan dimana kita bekerja. Sebagai PLRT, memang<br />terkadang tidak mudah untuk mengamalkan bunyi<br />peribahasa ini di dalam sebuah tempat dimana kita<br />bekerja, apalah lagi jika kita menemui<br />perbedahan-perbedaan gaya hidup dan budaya hidup yang<br />begitu mencolok antara keluarga majikan dan diri kita<br />sendiri (yang berasal dari Indonesia).<br /><br />Singapura adalah negara majemuk yang memiliki beraneka<br />ragam budaya, kepercayaan, ras dan juga bahasa yang<br />dianut dan dimiliki oleh para penduduknya, maka karena<br />hal ini lahirlah pola hidup yang berbeda-beda pula<br />yang diamalkan tiap-tiap keluarga, lebih-lebih lagi<br />bagi keluarga yang menggajikan PLRT, khususnya PLRT<br />dari Indonesia.<br /><br />Perlu di ingat! Singapura adalah sebuah negara yang <br />memiliki bermacam-macam ras, antara lain: China,<br />Melayu, India, Eurasia dan ras-ras lain (yang<br />jumlahnya terlalu kecil untuk saya sebutkan satu<br />persatu). Di samping beraneka macam ras, Singapura<br />juga memiliki beraneka ragam bahasa dan dialeq, antara<br />lain: Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Melayu,<br />Bahasa Tamil dan Bahasa Hindi-- juga Dialeq Hokkian,<br />Kantonese dan Teo Chew.<br />Untuk mempersatukan perbedaan bahasa yang ada ini,<br />maka Bahasa Ingris dijadikan bahasa pemersatu yang<br />fungsinya adalah sama dengan 'Bahasa Indonesia' yang<br />di gunakan di Indonesia.<br /><br />Tak heran, kita PLRT Indonesia dituntut untuk bisa<br />mengusai Bahasa Inggris jika diri kita bekerja di<br />Singapura, karena tujuan utamannya adalah untuk<br />mempermudah diri kita sendiri di dalam melakukan tugas<br />seharian kita.<br /><br />Kebanyakan teman PLRT Indonesia yang menemui kegagalan<br />di dalam menjalankan tugasnya disini adalah karena<br />kurang begitu memahami arti dari peribahasa diatas,<br />maka akibatnya diantara kita harus berdepan dengan<br />berbagai masalah, dari masalah yang terlalu kecil<br />hingga masalah yang begitu besar.<br /><br />Memahami gaya hidup yang dianut setiap majikan adalah<br />sangat penting bagi setiap PLRT yang di gaji majikan<br />tersebut, karena hal ini bisa menghindari kesalah<br />fahaman diantara kedua belah pihak.<br /><br />Faktor yang lebih penting untuk mempermudah kita<br />beradabtasi di lingkungan yang bisa di sebut 'baru'<br />adalah 'kesabaran', karena tiada gunanya jika kita<br />bisa memahami pola hidup majikan, tetapi kesabaran itu<br />sangat sedikit jumlahnya atau tidak ada sama sekali--<br />pasti, jika sampai hal ini terjadi, konflik diantara<br />kedua belah pihak tidak dapat di hindari lagi.<br /><br />Terkadang diantara kita sering bertanya-tanya sesama<br />sendiri, "kenapa teman yang satu majikannya begitu?<br />kenapa teman yang satunya lagi majikannya begini?"<br />apapun jawaban yang di berikan, jawaban itu haruslah<br />diresapi terlebih dahulu dan diteliti, agar nantinya<br />tidak merumitkan kita sendiri di dalam menerjemahkan<br />'peribahasa' tersebut di lingkungan tempat kerja kita.<br /><br /><br /><br />P.S : Mbak Hany dan Mbak Lia....ini saya Muzali mau<br />ngirim karangan esey untuk lomba ngarang HUT<br />Kemerdekaan RI pada tahun ini.<br /><br />Terimakasih<br /><br />Salam,<br />Muzalimah SuradiUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-15204930955520647092007-03-24T16:55:00.000-07:002007-03-24T17:00:10.934-07:00Haruskah Aku Bunuh Diri?!Seiring hembusan sepoi angin sore,aku duduk termenung sendirian di bawah blok apartemen rumah majikanku, sementara itu bau bunga kamboja yang tumbuh tegar, tidak jauh dari kursi besi yang kududuki menyengat kuat kedalam lubang hidungku, dan seketika itu juga aku hanyut terbawa oleh arus lamunanku yang berkecamuk tidak menentu.<br /><br />Betapa nikmatnya jika setiap hari aku dapat mencium bau harum seperti ini, mungkin.... aku merasa lebih tenang, karena bau wangi ini sepertinya meredekan masalah pribadi yang saat ini benar-benar serius kuhadapi- 'dihianati oleh kekasih yang sangat kucintai yang akibatnya aku tidak punya semangat untuk bekerja di Negeri Singa ini'.<br /><br />"Haruskah aku mengakhiri hidupku alias bunuh diri dengan caraku sendiri, agar setiap hari aku dapat merasakan bau harum sebegini?" pertanyaan ini tak henti-henti kutanyakan kepada diriku sendiri...agar akhirnya aku bisa terbaring selamanya dibawah pohon-pohon kamboja yang tumbuh dengan rimbunnya di tanah perkuburan kampungku nan jauh disana.<br /><br />"Oh...cara apa yang sebenarnya sangat baik untuk mengambil nyawaku ini, menjatuhkan diri dari bangunan tinggi, meminum obat yang over dosis atau meminum racun serangga, menggantung diri, atau.... menyakiti tubuhku dengan benda tajam?" pertanyaan yang berbau usulan ini bertubi-tubi kuikrarkan di dalam hati.<br /><br />" Muza... sudah benar-benar putus asakah dirimu hingga kamu lebih memilih bau wangi bunga kamboja itu, daripada keluarga dan orang-orang yang kamu cintai dan juga mencintaimu? Hentikan Muza... hentikan bisikan-bisikan hatimu yang dirasuki setan itu! Ingat....!! putus asa adalah dosa, apalagi bunuh diri- yang sangat besar dosanya itu". Nurani luhurku tiba-tiba ikut mewarnai pembicaraan hati kecilku.<br /><br />"Ya Allah.....!! benar-benar lemahkah imanku, hingga aku akan memilih bunuh diri dari pada menjadi seorang manusia yang tegar di dalam menghadapi ujianMu. Bukankah dunia ini seperti roda yang berputar, kadang diatas dan kadang juga di bawah, setiap masalah pasti ada penyelesaiannya dan sabar adalah bekalnya.... dan yang terpenting... setiap ada kesedihan pasti ada kebahagiaan.<br /><br /><span style="font-size:130%;color:#cc0000;">"Kawan.... haruskah aku bunuh diri? karena aku dihianati oleh orang yang kucintai, haruskah aku mati karena tidak punya semangat untuk bekerja lagi??"<br /></span>maaf, pertanyaan ini masih saja kulaungkan karena aku ingin jawaban dari kalian.<br /><br />Ku akui...mungkin yang terpenting dalam hidup adalah mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang, agar aku tidak gampang putus asa yang seperti ini.<br /><br /><br />Salam<br />Muzali<br /><br /><br />P.s . Mbak Hany, maaf....saya mencoba menulis cerpen<br />ini.<br /><br />Catatan dari <a href="http://bintangmatahari.blogsome.com/">Hany</a>:<br /><strong><span style="font-size:130%;color:#cc33cc;">Pertanyaan dan tanggapan atas tulisan ini harap dikirim ke penulisnya langsung:</span></strong><br /><strong><span style="font-size:130%;color:#cc33cc;">Muzali Sur [muzalisur@yahoo.com].</span></strong>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-11328674763370323022007-02-08T18:02:00.000-08:002007-02-08T18:07:19.062-08:00Aku Jatuh Cinta...<em>Penulis: Muzali Zur </em>[<a href="mailto:muzalisur@yahoo.com">muzalisur@yahoo.com</a>]<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiomlr59ClKVDSiRYJRY9eX6UJxASnkoLQshZ2VDBvpHiytou-UNU9ER9XjlAOCJZjOqzE68inHiBmS2JHZ_MWqr2wD6m0QFJ2nPHmgiRZeGRj2N651OtbnccuC9QuOu-YJV7RS/s1600-h/dieng.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5029349496541948546" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiomlr59ClKVDSiRYJRY9eX6UJxASnkoLQshZ2VDBvpHiytou-UNU9ER9XjlAOCJZjOqzE68inHiBmS2JHZ_MWqr2wD6m0QFJ2nPHmgiRZeGRj2N651OtbnccuC9QuOu-YJV7RS/s320/dieng.jpg" border="0" /></a><br /><div>Saat mobil Suzuki MPV warna hijau agak gelap yang membawa tubuhku mulai memijakkan keempat rodanya di jalan aspal tanah bergunung-ganang, kedua mataku terbeliak, antara percaya dan tidak, bahwa keindahan<br />alamnya benar-benar menggoncangkan hati nuraniku, dan ku akui...memang harus kuakui, saat itu aku benar-benar sedang mabuk cinta yang luar biasa. </div><div><br /><span style="font-size:130%;color:#ff6600;">"Aku jatuh cinta.... aku jatuh cinta..aku jatuh<br />cinta...!!" </span></div><div><span style="font-size:130%;color:#ff6600;"></span> </div><div></div><div>Suara itu tak henti-hanti keluar dari mulut dan hatiku, sambil kubuka cendela kaca yang berada tepat di samping tubuhku untuk meluahkan perasaan hatiku yang bergejolak pada alam pertiwiku, hasil karya lukisan Tuhan Sang Maha Pencipta.<br /></div><div>Setelah cendela kaca ku buka, hawa dingin pun menyambut kedatanganku, dengan ramahnya hawa itu menusuk ke tulang belulangku dan spontan...mas sopir mematikan Ac mobil yang kunaiki sebagai respond atas sambutan udara Dieng yang membelai jiwaku itu.<br /></div><div>Tak sabar....! Aku benar-benar tak sabar untuk keluar dari dalam mobil yang serba sempit bila dibandingkan dengan luasnya alam yang terbentang di depan mataku nan indah itu. Dan akhirnya permintaan hatiku pun dikabulkan -- aku menarik tubuhku keluar setelah mobil yang kunaiki berada tepat ditempat parkir, dan tanpa berfikir panjang aku bersorak kegirangan sambil memuji-muji Nama dan Kebesaran Tuhan. </div><div><br />Seumur hidupku, baru satu kali ini aku memijakkan kakiku di tempat dingin begini yang berada di dalam negeriku sendiri. Kupikir dulu .... jika aku inginkan udara yang dingin begini, aku harus pergi keluar negeri yang mempunyai empat musim itu, tetapi ternyata tidak.... karena ada wilayah negeriku yang mampu memproduksi hawa dingin membatu, dialah 'Dieng Plateau<br />atau Dataran Tinggi Dieng', pusat kerajaan Hindu kuno di zaman Dynasti Saylendra. </div><div><br />Hamparan ladang kentang hijau menghampar disana-sini, persis permadani cantik yang terbentang di tanah-tanah berbukit yang berada dua ribu meter dari permukaan air laut itu. </div><div><br />Syahdu.... aku benar-benar merasa syahdu, dibuai lamunan cintaku sambil menikmati nikmatnya belaian alam yang kucintai. Telaga berwarna-warni, bukit belerang, bermacam-macam candi, beranekan nama gua dan sumber pembangkit tenaga panas bumi... semuanya kusinggahi, semuanya menggoncangkan jiwaku dan semuanya adalah menjadi cintaku yang sempat membuat aku mabuk kepayang. </div><div><br />Aku benar-benar jatuh cinta pada Alam Dieng... yang sampai kini kenangan itu masih tersimpan rapi di benakku dan takkan mungkin kulupa seumur hidupku. Harapanku ... suatu saat nanti aku akan kembali ke tempat itu untuk merenda memori dan menenun cerita yang baru lagi.<br /><br /><br />Catatan: Tulisan ini saya tulis, berdasarkan liburan saya bersama-sama majikan saya sekeluaraga ke Jogja-Jawa Tengah selama satu Minggu pada Desember '06 yang telah berlalu.<br /><br /><span style="font-size:85%;"><em>P.s. : Mbak Hany...Maaf... Muzali mencoba nulis lagi untuk Blog Buat Mereka...ini suara hati saya yang keluar dari lubuk yang suci. hehe... :). Ntar saya kirim jepretan Alam Dieng yang saya jepret pakai hp saya ya...<br /></em></span></div>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-71140359370426019072006-12-14T20:05:00.000-08:002006-12-14T20:06:43.272-08:00LABOURING LIFE<span style="color: rgb(255, 153, 0); font-style: italic;font-size:130%;" >Lost in a crowd<br />Screaming in silent voice<br />Help is a mere word<br />But for many, it remains a wish</span><br /><br />Drowned in sorrows<br />Gulping in a pool of misery<br />Reaching for the hands of those<br />Who could lift spirits up to another degree<br /><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-size:130%;" ><span style="font-style: italic;">Struggles are daily serving</span><br /><span style="font-style: italic;">Energy and emotion squeezed for apittance</span><br /><span style="font-style: italic;">The limbs of life are crippling</span><br /><span style="font-style: italic;">Yet heartless breeds see only pretence</span></span><br /><br />Love that never dries up<br />From <span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:180%;" >The Owner of all lives</span><br />Says never thou give up<br />On hopes and all things thou wish<br /><br />Run, walk or even crawl further on<br />To the peering light sent by The Creator<br />Sign for His creatures to carry on<br /><span style="color: rgb(51, 153, 153);font-size:130%;" >Living the life with great honour.</span><br /><br /><br />By: Siti MuyasarohUnknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-33775531061898648162006-12-12T21:32:00.000-08:002006-12-12T21:35:00.720-08:00Menjelang KepulangankuDua bulan lagi aku genap dua tahun bekerja di rumah majikanku. Sisa-sia hari yang tinggal enampuluh hari untuk meninggalkan negeri Singa ini ku habiskan dengan riang hati.<br /><br />Hari-hari belakangan ini hatiku berbunga-bunga karena sebantar lagi aku akan berkumpul dengan ketiga anakku dan suamiku kembali, yeah......! merekalah semangat<br />hidupku, merakalah harapan hidupku.<br /><br />Gaji dolar bulananku tiap bulan yang kukirim melalui tangan suamiku adalah digunakan untuk mencukupi kebutuhan ketiga buah hatiku. Dan untuk kebutuhanku sendiri disini aku terpaksa hemat dan puasa dari segala keinginan yang aku inginkan yang beratas nama dengan memakai dolar - semua ini kulakukan demi orang-orang yang tersayang yang kutinggalkan di kampung halaman.<br /><br />Saat itu panas matahari menyengat kulit kuning langsatku yang mulai tumbuh kedut, dalam cuaca begini aku meneruskan saja kerjaku yaitu memotong daun-daun pohon hias dihalaman depan rumah banglo majikanku, padahal kalau sampai nyonyaku tahu, aku pasti kena marah karena tidak seharusnya pekerjaan ini kulakukan disaat siang bolong yang panas begini. Pekarjaan ini kulakukan karena aku merasa bahagia yang sangat luar<br />biasa sampai-sampai aku lupa akan panas terik. Sambil memotong daun-daun pohon hias mulutku asyik menyanyi-nyanyi sendiri.<br /><br />" Postman, Postman, postman...!"<br />Pekikan suara yang agak keras itu seketika menghentikan nyanyianku dan akupun segera berlari kearah suara itu. Tanpa banyak bicara aku segera melakukan permintaan<br />seorang laki-laki yang mengantarkan selembar amplop warna putih untukku yaitu menenadatangani selembar kertas tanda bukti surat yang dikirim telah kuterima.<br /><br />Lalu.... "Thank you!" aku mengucap kata-kata yang artinya terima kasih itu.<br />Tup-tup-tup.... jantungku mau meletup ketika surat yang habis kubaca isinya adalah surat pemberitahuan dari suamiku bahwa dia telah menikah lagi satu minggu<br />yang lalu dengan seorang janda sekampungku.<br /><br />Dan seketika itu juga kujatuhkan sekujur tubuh lemasku diatas rumput hijau dibawah pijarnya terik mentari. Lalu... dalam fikiranku, aku memutar kata-kata yang<br />pernah dilontarkan oleh kedua anak perempuanku ditelpon setahun yang lalu dan tidak kugubris sama sekali itu, bahwa selama ini hasil keringatku telah dihabiskan oleh bapaknya untuk digunakan berfoya-foya sendiri dan bukannya seperti sangkaanku yaitu<br />digunakan untuk membahagiakan anak-anakku.<br /><br />Akhirnya aku pasrah dengan nasib dan bertekad untuk menyambung kontrak kerjaku lagi. Kali ini aku bersumpah dalam hati bahwa untuk urusan kirim-mengirim uang aku harus lebih berhati-hati agar uang hasil keringatku tidak digunakan untuk keperluan yang<br />sia-sia saja.<br /><br />'Nasi sudah menjadi bubur!' biarkanlah suamiku kawin lagi asalkan anak-anakku dan aku yang di Singapura ini happy. Kepulanganku yang kurang dua bulan lagi itu adalah<br />sebuah hadiah untuk ketiga anakku saja.<br /><br /><br />Salam : Muzali<br />P.S : Mbak Lia dan Bu Hany maaf....! ini cerpen<br />coretan saya.<br />TerimakasihUnknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-2673753231807951472006-10-03T10:45:00.000-07:002006-10-03T10:47:51.619-07:00Perpisahan Dengan Yang Tersayang-- Cerpen --<br /><br />Aku menatap tepat kearah kedua wajah anak kecilku yang<br />sedang mematung didepan tubuhku. Mereka sangat<br />kelihatan lucu-lucu, namun herannya kelucuan itu<br />disambut oleh deraian air mata yang mengalir<br />terus-menerus dari kelopak kedua biji mataku yang tak<br />kunjung henti.<br /><br />"Ya Allah.....!" Aku membisik dalam hati memanggil<br />nama Tuhan agar diberi kekuatan untuk berdiri didapan<br />kedua anak kembarku yang kini genap berusia lima tahun<br />itu.<br /><br /><blockquote>"Ibu...! Kenapa Ibu ingin Ke Singapura?" Tanya Nony<br />seorang anak kembarku sambil merengek-rengek seolah<br />tidak mengizinkan kepergianku.</blockquote><br />Ku bungkukkan tubuhku sebaik saja aku mendengar<br />kata-katanya itu, lalu secepatnya kupeluk dan kudekap<br />bersama-sama tubuh sepasang anak kembarku.<br /><br />"Ibu mau mencari uang nak!" jawabku dengan suara yang<br />terisak-isak kesedihan.<br /><br />" Nanti kalau Ibu di Singapura siapa yang jaga Nony<br />dan Nany?" tanya mereka berdua secara serentak seolah<br />pertanyaan itu sudah direncanakan oleh mereka terlebih<br />dahulu.<br /><br />" Nenek kan ada." Jawabku singkat dan tidak ingin<br />menambahkan kata-kata apa lagi.<br /><br />Lalu.... tiba-tiba saja fikiranku melayang ke arah<br />Syamsul, mantan suamiku yang telah menceraikan aku<br />satu bulan yang lalu. Oh tidak....! Bukan Syam yang<br />menceraiakan aku, tetapi aku yang minta diceraiakan.<br /><br />Kalau saja saat ini Syam masih menjadi suamiku, tidak<br />mungkin aku akan mengalami kesedihan yang luar biasa<br />seperti sekarang ini, yaitu kesedihan untuk berpisah<br />dengan darah dagingku yang sangat aku sayangi.<br /><br />Syam bukannya seorang pengangguran yang tidak punya<br />pekerjaan, tetapi Syam adalah seorang suami yang bisa<br />mencukupi kebutuhan hidupku dan anak-anakku selama aku<br />menjadi istrinya. Syam memang seorang suami yang<br />bertanggung jawab dari segi nafkah. Tapi..... dia<br />penipu! Dia telah menipu aku dan aku tidak akan<br />memaafkannya.<br /><br />Diam-diam dibelakangku dan tanpa sepengetahuanku, Syam<br />telah menikah lagi dengan seorang teman SMA ku, Shanti<br />- seorang janda kaya yang berpenampilan persis bintang<br />sinetron itu dan bahkan mereka kini sudah punya<br />seorang cahaya mata berumur 2 bulan.<br /><br />Toko pracangan yang laris di Jalan Merdeka itu kini<br />bukan lagi milikku, tapi itu milik Shanti. Mobil- colt<br />Toyota warna abu-abu yang dipakai Syam untuk mencari<br />muatan penumpang itu juga bukan milikku, itu milik<br />Shanti. Hanya Nony dan Nany lah milikku, sebuah<br />pemberian yang sangat berharga dari Syam.<br /><br />"Ibu....bapak datang!" jerit Nany yang masih berada<br />dipelukanku dan suaranya itu membuyarkan lamunanku.<br /><br />" Iya Bu, itu bapak ada diluar mau menuju kemari!"<br />tambah Nony sambil melepasakan lingkaran tanganku yang<br />sedang memeluk tubuhnya lalu secepatnya kedua anak<br />kembarku mengejar tempat dimana bapak mereka berada.<br /><br />Tanpa membuang kesempatan, akhirnya aku mengangkat tas<br />parasit warna hitam garis-garis merah yang berisi<br />baju-bajuku lalu kutinggalkan rumahku dan segunung<br />kenangan pahit dan manis yang telah aku kecapi dan<br />menuju ke penampungan.<br /><br />Dalam bus yang mengantarkanku ke penampungan, aku<br />berdoa semoga aku cepat diberangkatkan ke Singapura<br />dan di Singapura nanti aku mendapatkan majikan yang<br />baik hati, agar cita-citaku untuk membahagiakan<br />anak-anakku dikabulkan dan menjadi kenyataan.<br /><br />Syam adalah Syam. Walau aku telah membencinya tetapi<br />aku tidak bisa menjauhkannya dari anak-anakku, karena<br />anak-anakku adalah darah dagingnya juga.'Air di<br />cincang takkan putus'.<br /><br />Oleh: Muzali<br /><br /><br />P.S: Buat Mbak Lia dan Mbak Hany, ini cerpen saya<br />untuk Blog buat mereka.<br /><br />terimakasih<br /><br /><br />Salam<br />muzaliUnknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-51027053959257381322006-10-03T10:38:00.000-07:002006-10-03T10:41:07.031-07:00Ulang Tahun<img alt="Photobucket - Video and Image Hosting" src="http://img.photobucket.com/albums/v607/suryatmaning/frame1742367.jpg" width=450/><br />Pertemuan di hari Minggu pertama dan ketiga di KBRI Singapura tidak melulu diisi dengan belajar dan belajar. Sesekali satu atau beberapa di antara mbak-mbak ini datang dengan membawa kue ulang tahun. Mereka lalu bernyanyi bersama, memberikan selamat, dan mengepung kue ultah itu. Perayaan selalu diakhiri dengan berfoto bersama.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-34242869209369406812006-09-18T08:57:00.000-07:002006-09-18T09:02:17.655-07:00Kelas Minggu 17 September 2006: KBRI<a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/1600/IMG_2157.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/320/IMG_2157.jpg" border="0" /></a><br /><br />Kelas yang berlangsung adalah kelas ujian, diikuti 10 orang, kelas umum yang didampingi oleh Anita Utami, dan kelas lanjutan oleh Lia Yaniarti.<br /><br />Foto berikut adalah suasana ujian dan para pemenang lomba mengarang dalam rangka peringatan hari kemerdekaan RI: Muzali, Siti Muyasaroh [tidak hadir], Kuswati, Novita Rahayu, dan Nurul [belum hadir].<br /><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/1600/frame8181851.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/320/frame8181851.jpg" width="200" border="0" /></a><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/1600/frame6297657.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/320/frame6297657.jpg" width="200" border="0" /></a><br /><br /><br /><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/1600/frame8491537.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/320/frame8491537.jpg" width="200" border="0" /></a><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/1600/frame133015.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/320/frame133015.jpg" width="200" border="0" /></a>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-67955037195924044992006-09-16T16:35:00.000-07:002006-09-16T16:37:43.107-07:00"The Petals' Story"<blockquote>Rose petals falling on the ground<br />Drapped in dirt, only to be stepped<br />upon<br />Now what can they rely on<br />When beauty has faded almost gone<br /><br />Rain can no longer give them life<br />But helping the ground swallows<br />deeper inside<br />Burying what's left in hope and belief<br />And their pieces of<br />will to live<br /><br />Whom can be blamed, really?<br />Wind, rain or even the<br />tree?<br />Too much of a burden it's to carry<br />Living in the world of cruelty<br /><br />The Most Compassionate is The Maker<br />Sending Angels as appointed<br />caretakers<br />Saving the grace from falling further<br />Of the beauty to last<br />forever.<br /><br /><br />By : Siti Muyasaroh<br /></blockquote>Unknownnoreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-43527471054553643622006-09-09T06:46:00.000-07:002006-09-09T06:51:21.871-07:00Kabar Terbaru<a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/1600/ihelpkbri1.jpg"><img style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://photos1.blogger.com/blogger2/4237/3914/320/ihelpkbri1.jpg" border="0" /></a><br /><div>Pemenang dari lomba menulis lalu sudah diputuskan. Minggu depan nama-namanya akan diumumkan di kelas yang biasa diadakan di KBRI.</div><div> </div><div></div><div>Foto di samping adalah suasana kelas di KBRI. Lia sedang mendampingi kelas <em>Basic/ General</em>.</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1155955223909810112006-08-18T19:35:00.000-07:002006-08-18T19:44:51.500-07:00MY MOST BELOVED INDONESIASiti Muyasaroh<br />P2065824<br /><br /><br /><blockquote><span style="font-family:verdana;"><em>Memories never leave from within me<br />Years have passed without seeing me<br /><br />Moments of joy are missed the most<br />Occupy the mind, guiding heart not to be lost<br />Sound of waves, kissing the echanting shores<br />To great souls who love to explore<br /><br />Beyond words, describing thy richness<br />Exceeds people's needs, sun dry even countless<br />lavish in wealth, layers the earth<br />Offering all creatures, a paradise of the world<br /><br />Vanguished years of battering occupation<br />Enticed the souls, hungry for freedom<br />Discarded sorrows clouding the nation<br />Carved a name for a great freedom<br /><br />Obtained glory through wars and fights<br />Undying hope for a future so bright<br />Nightmares blanketing the long nights<br />Torn apart to reveal the shining lights<br /><br />Red and white will continue to roar and fly high<br />Yoke spirit to uphold the nation's pride<br />Indonesia oh Indonesia<br />Never let anything smudge thy aura<br /><br />Deny not that now you are bleeding<br />Over senseless deeds and ceaseless fightings<br />Now that even mother nature is crying<br />Enthralling beauty withers almost dying<br /><br />So.. sing aloud the courage to heal the pains<br />Indonesia, We'll stay unite and keep ourselves sane<br />Assured devotion for love of the country will remain.</em></span></blockquote>Unknownnoreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1155770266557216712006-08-16T14:37:00.000-07:002006-08-23T01:00:57.733-07:00Cita-citaku Bila Kembali ke Indonesia<span style="font-family:verdana;font-size:85%;">oleh Nurul Syamsyiati </span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;"></span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;">Satu tahun lima bulan sudah, aku bekerja di Singapura. Rasanya bagai mimpi, mimpi yang indah, tetapi akhirnya aku terbangun dan menangis. Ini adalah garis yang Tuhan peruntukkan kepadaku. Rasanya bagai mimpi, mimpi yang indah, tetapi akhirnya aku terbangun dan menangis. Ini adalah garis yang Tuhan peruntukkan kepadaku. Rasanya baru kemarin, aku bangun kesiangan dan, sampai ke sekolah pasti disuruh joging keliling lapangan. Tahun 2004 bulan Juni, aku dinyatakan lulus dari SMUN 1 Geger (SMU terbaik di Kab. Madiun, Jawa Timur). </span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;"></span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;">Masih teringat jelas dibenakku, perjuanganku mencoba mengikuti test UMPTN di Semarang. Memang Tuhan berkehendak lain. Akupun mencoba lagi mengikuti test di Universitas Swasta di Semarang. Tuhan masih berkehendak lain, mungkin juga karena orang tua tidak meridhoi. Masuk test di UNMUH Semarang fakultas keperawatan dengan nilai yang diatas rata-rata. aku takut kalau aku jadi kuliah di Semarang orang tua tak mampu membantu. Akhirnya aku putuskan, mungkin aku harus pasrah. Pulang ke Madiun dengan membawa muka yang malu. Suatu ketika seseorang mengantarku kesebuah tempat yang menakutkan. Sekali aku masuk PT penyaluran PJTKI keluar negeri, maju adalah samudra dan mundurpun adalah jurang. </span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;"></span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;">Kuputuskan maju terus, aku tak mau mati konyol kalau mencoba mundur. Berkeinginan pergi ke Hongkong, yaah nasib belum bepihak, peraturan baru keluar. Jadi, tidak ada pilihan, Singapura negara kecil yang katanya indah dan maju. Syukur aku pada Tuhan, diberikan cita-cita yang setinggi langit, hanya itu yang ada dalam benakku saat itu. "Wuaah indah", menakjubkan banyak gedung-gedung tinggi. Maklum dasar orang udik dari desa yang baru menginjak tanah dinegeri kecil yang maju. Pengalaman pertama naik pesawat terbang, aku mungkin orang yang beruntung, dibanding temen-temenku yang lagi pada kuliah. Dengan semua yang terjadi, syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan YME. Seperti keluar dari mimpi buruk, keluar dari PT yang menakutkan. </span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;"></span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;">Duduk aku didepan sebuah kantor agent didalam sebuah mall, setelah seharian berkeliling Singapore, mengikuti "Akung tua" yang sibuk dengan bisnisnya masalah TKW. "Inikah Singapura?" dalam pikiranku saat itu. "Tidak semua orang benar, cerita-cerita yang aku dengar sebelumnya. Kata orang sangat-sangat bersih. Inilah yang jadi pertanyaanku saat ini. Sama saja seperti Jakarta. "Halo Hai ow are you? Say hallo to cece" My employer yang cantik sekali. Kaget setengah mati,"Yes, yes Hallo madam, Hallo sweety what is your name:. Sombong banget aku waktu itu, mencoba kayak pandai bicara Inggris. "Mungkinkah majikanku?" akhirnya aku dipanggil masuk kantor oleh Agent. Mimpi, mimpi disore hari, nasibku berubah 100%. Pergi kemana-mana naik mobil. Perubahan yang cepat dulunya saja masih naik dokar. Sekarang naik bus saja tidak boleh, syukur aku kepada Tuhan. Akhirnya terbangun juga aku dari mimpi, tujuh bulan lagi finish kotakku. Sudah ada tekat yang bulat hanya 2 tahun saja, cukup untukku bekerja di sini. Semoga yang lain berkesempatan seperti aku. Bagi yang masih berjuang untuk bisa pergi ke Singapura.<br /><br />Malam-malamku adalah renungan-renungan dan doa-doaku. Didalam malam yang gelap dan sunyi, di dalam kamar, aku berdoa pada Tuhan. Berikanlah petunjuk kepadaku Tuhan, untuk menyongsong masa depanku. Banyak hal yang ada dalam benakku. Syukur kepada Tuhan, aku dibeir keinginan bercita-cita setinggi bintang di atas sana. Aku masih berkeinginan melanjutkan study. Sekarang usiaku 21 tahun, jadi sudah lumayan tua, kalau melanjutkan study lagi. Aku tekadkan hatiku untuk berani, tidak ada kata tua dalam menuntut ilmu. Kalau pulang nanti, aku mempunyai cukup waktu untuk mempersiapkan test UMPTN lagi, ditahun 2007 mendatang.<br /><br />Sejak kecil aku bercita-cita menjadi seorang medis. Berharap bisa menjadi seorng dokter. Aku tak kan pernah menyerah tuk meraih cita-citaku. Mungkin kalau Tuhan menentukan lain, baru aku pasrah. Tapi aku yakin, Tuhan adalah seperti, apa prasangka hambanya. Aku tahu perlu pengorbanan baja, tuk meraih cita-citaku ini.<br /><br />Menimbang segala hal, kemungkinan yang ada, aku takutkan soal biaya. Dari hasil 2 tahun bekerja di sini, aku tahu belum tentu cukup. Aku terus berdoa, dan merenungi segala segalanya. Syukur Alhamdulillah Tuha, kau berikan kelebihan kepadaku. Mungkin aku mempunyai kemampuan yang berbeda jauh dari kakak-kakakku dan teman-teman sepermainan dirumah. Dulu waktu sekolah seangkatan denganku tidak bisa masuk ke SMU favorite, hanya aku yang bisa. Syukur sejak SD aku selalu mendapatkan beasiswa untuk sekolah.<br /><br />Aku berniat membuka usaha setelah pulang Singapura. Dalam benakku, kenapa tak kukembangkan bakatku? Aku berniat dengan hasil uang gajiku bekerja di Singapura, yang pas-pasan saja ini, aku akan membuka usaha garment kecil-kecilan alias buka usaha jahit pakaian. Ini adalah dunia yang aku jeburi semenjak SMU, disamping belajar disekolah. Aku usaha sambilan, lumayan ada saja tetanggaku yang menyuruhku buatin pakaian.<br /><br />Waktu itu lumayan juga buat hasilnya buat tambahan uang sekolah yang semakin meninggi, juga harga buku-bukunya. Syukur sampai saat ini aku bisa lulus dari SMU. Karena hanya pas-pasan saja dan aku masih belum memikir segalanya dengan matang, bodoh aku waktu itu tanpa pikir panjang, begitulah jadinya. Tapi aku tak akan menyesali belarut-larut segala yang telah terjadi.</span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;"></span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;">Bekerja di Singapura memaksaku untuk dewasa secara tiba-tiba. Aku tahu orang tuaku hanya seorang petani yang belum mempunyai sawah, bapak sambilan sebagai pekerja bawahan di sebuah pabrik gula dekat rumahku, yang kerja hanya kalau pabrik lagi poduksi, sekitar 4 bulan dalam satu tahun. Mamak hanya seorang pedagang kecil-kecilan di pasar. Aku terus berpikir, jangan membebani orang tua terus. Aku terus merenungi nasibku, akankah aku akan terus begini? Hatiku berontak "tidak! cepat pulang ke desa dan keluarga juga negara membutuhkanku."</span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;"></span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;">Selain buka usaha jahitan pakaian, aku punya banyak keinginan, yang ingin aku wujudkan setelah pulang. Aku ingin membuka sebuah toko, yaitu toko yangmenjual bunga. Aku akan membuka usaha bersama kakakku yang ke-dua. Aku akan mengajaknya dan mengajarinya semua hal.</span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;"></span><br /><span style="font-family:verdana;font-size:85%;">Kasihan, kakakku no. 2, orang selalu bilang keterbelakangan mental, sebenarnya bukan begitu. Aku akan tunjukkan kesemua orang bahwa kakakku tak seperti yang mereka sangka, hanya sedikit kurang pandai. Kalau belajar pasti bisa, aku yakin akan hal itu. Aku bertekad untuk mengajarinya semua hal yang aku bisa. Semoga Tuhan mendengar doaku, aku bisa meraih cita-citaku.</span>Unknownnoreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1155607187398601792006-08-14T18:58:00.000-07:002006-08-14T18:59:47.410-07:00Aku dan Dua Orang Temankuoleh Muzali<br /><br />Hujan gerimis mulai mengguyur, seketika itu juga kami<br />yang sedang asyik menikmati suasana 'off-day' di<br />Botanical Garden lari bertempiaran mencari tempat<br />untuk berteduh.<br /><br />Aku,Wati dan Tina secara tidak sengaja menemukan<br />pohon beringin yang rindang,tanpa membuang waktu,<br />akhirnya kami memutuskan untuk berteduh dibawah pohon<br />beringin itu .<br /><br />Pohon beringin itu besar sekali dan daunnya amat<br />rindang, apalagi akar-akarnya bergelantungan yang<br />secara tidak langsung bisa menepis air hujan<br />sekirannya angin menghebus kearah kami.<br />Diam-diam aku memperhatikan Wati, seorang temanku yang<br />baru kukenal dua minggu lalu di depan MRT Orchard. Dia<br />berasal dari Malang, Jawa Timur dan bekerja disini<br />hampir 1 tahun tepatnya pada sebuah keluarga Expatriat<br />Perancis.<br /><br />Dari tadi pagi, Wati kuperhatikan sudah tak<br />bersemangat, tidak seperti saat pertama kali bertemu<br />aku, entah apa yang membuatnya dia begitu, akupun<br />tidak tahu.<br /><br />Padahal aku juga telah mencoba melontarkan gurauan<br />kepada kami bertiga untuk menghidupkan suasana, namun<br />yang ketawa hanyalah Tina dan aku saja.<br />Angin berhembus makin lama makin kencang begitu juga<br />dengan hujan yang makin lama makin deras dan tidak<br />dapat dipungkiri lagi, akhirnya kami bertigapun<br />kebasahan walau hanya sebagian dari pakaian yang<br />membalut ditubuh kami.<br /><br />Aku mencoba bertanya kepada Wati tentang gerangan yang<br />membuat dia tidak bersemangat.<br />" Kamu dari tadi pagi sepertinya loyo kuperhatikan?"<br />tanyaku padanya secara jujur.<br />" Iya Muz, gimana tidak loyo. Aku disini baru mau satu<br />tahun tapi suamiku yang kutinggalkan sudah nyari<br />pengganti, bunting lagi tuh wanita simpanannya." luah<br />Wati dengan dibarengi emosi.<br />" Ya udah, kalau begitu kamu tidak usah sedih, wong<br />suamimu saja happy masak kamu sedih." sela Tina yang<br />duduk bersebelahan denganku.<br />" Tapi... tadi malam aku sudah bilang kepadanya,<br />menyuruhnya untuk segera menikahi wanita itu dan<br />nanti, jika aku sudah pulang, urusan perceraian kami<br />akan diselesaikan. Soal dua anak kami untuk saat ini<br />orang tuaku yang menjaganya.<br />" Yang membuatku loyo.... bukan karena takut<br />kehilangan suamiku, tetapi anak bungsuku kini sakit<br />demam berdarah dan sedang dirawat di rumah sakit.<br /><br />" Aku hanya punya satu tekad, yaitu ingin<br />membahagiakan anak-anakku saja dan mudah-mudahan<br />dengan aku bekerja disini masa depan mereka akan<br />benar-benar cerah ."<br /><br />" Sama Ti, akupun juga begitu, yang ada difikiranku<br />hanyalah anak dan anak ." tambah Tina yang sudah<br />menjada selama sepuluh tahun.<br /><br />Akhirnya kami bertiga terlena dalam obrolan yang<br />panjang lebar khususnya soal urusan rumah-tangga<br /><br />Aku paling banyak diam sepanjang obrolan tadi,<br />karena aku merasa belum punya sesuatu untuk di<br />'sharingkan', mengingat aku belum pernah merasakan<br />alam rumah tangga.<br /><br />Setelah pembicaraan itu berakhir, kuperhatikan Wati<br />sudah mulai tersenyum lagi seolah beban yang<br />menjeratnya telah terkurangi dan memang kusadari bahwa<br />kami yang hidup di rantauan yang jauh dari sanak<br />sauadara di tanah air, sangat memerlukan dukungan<br />dari masing-masing kawan, lebih-lebih kawan yang<br />senasib agar tidak merasa kesepian.Yang kadang kala<br />akibat kesepian itu diantara kami ada yang sanggup<br />berbuat sesuatau yang tidak diingini.Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1155604078828256382006-08-14T17:41:00.000-07:002006-08-14T19:00:51.156-07:00Rumah BangloSudah seminggu majikanku pindah ke sebuah rumah banglo barunya dikawasan Bukit Timah. Kawasan ini terkenal kawasan yang paling mewah serta mahal di Singapura.<br /><br />Mungkin majikanku kini bertambah senang hatinya karena dari kondonya yang serba sempit, kini menghuni rumah yang lebih luas bahkan sangat luas menurutku.<br /><br />Pindah kerumah banglo bukannya malah menyenagkan aku, akan tetapi malah menyusahkan aku. Lihat saja! pekerjaanku kini berlipat ganda. Dulu aku hanya mengurus dua toilet, tetapi kini<br />lima toilet sekaligus ditambah sebuah kolam renang.Toilet-toilet ini kucuci semua seminggu<br />dua kali, belum lagi dengan pekerjaan rutinku seperti memasak, mengepel, menyeterika dan juga menjaga Ibu Mister Low yang lanjut usia, tapi aku bersyukur karena ibunya tidak begitu cerewet dan mudah untuk kujaga.<br /><br />Kemarin aku mengadu kepada majikanku, Mister Low bahwa ' aku tidak tahan dengan pekerjaanku yang beratambah banyak dan jika tidak keberatan aku memohonnya untuk<br />mencarikan seorang teman PLRT agar tugasku bertambah ringan, akhirnya Tuan Low bersetuju dan Hari Minggu depan PLRT baru itu akan datang'.<br /><br />Hari yang kunanti-nantikan telahpun datang. Aku dan Madam Loh yang berkerusi roda berada di ruang tamu menunggu kedatangan PLRT barunya yang sedang dijemput Mister Low dari Agensy. Tak lama kemudian Mercedez warna perak melaung-langkan suaranya seolah<br />memanggilku untuk membukakan pintu pagar.Dan aku segera lari kearah pagar besi depan,<br />kutinggalakn madam Loh sendirian.<br /><br />Ternyata Mister Low mengambil PLRT dari Sri Lanka untuk menolong tugasku dan aku diserahi tugas untuk mengajari PLRT baru itu sambil memberi arahan akan tugas-tugasnya .<br /><br />Awalnya memang ada kendala, sama sepertiku waktu pertama kali bekerja di sini terutama kendala soal bahasa, namun lama-lama hal ini bisa diatasi Karena bahasa, pernah dia salah faham dengan tugas yang dijalankan dan karena kegigihanku untuk mengajarinya akhirnya dia faham dengan Bahasa Inggris.<br /><br />Kini aku lebih senang bekerja dirumah banglow, selain punya teman baru yang seperti saudara sendiri, Mister Low juga menaikan gajiku.<br /><br /><br />Salam<br />MuzaliUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1155602212921814902006-08-14T17:31:00.000-07:002006-08-14T17:36:52.930-07:00Singapura, Sebuah Negara Magnet<span style="font-family:verdana;">Sebuah negara magnet yang terletak di kawasan Asia Tenggara adalah Singapura. Negara ini dijuluki sebuah negara magnet karena memiliki daya tarik yang luar biasa kepada negara-negara lain di seluruh dunia.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Walau hanya kelihatan seperti sebuah titik merah dalam peta, namun negara ini termasuk negara terunggul di Asia, sekelas dengan negara Jepang, Korea Selatan, Hongkong dan Taiwan dalam bidang kemajuan ekonomi dan juga teknologi.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Berjuta-juta wisatawan manca negara membanjiri Singapura setiap tahunnya, tak ketinggalan juga wisatawan dari Indonesia . Bahkan selama bertahun-tahun wisatawan Indonesia mempertahankan kedudukan rangking nomor satunya sebagai wisatawan terbanyak mengunjungi Singapura yang kemudian disusul oleh wisatawan dari China, Jepang dan Malaysia.</span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Selain itu juga, Singapura merupakan tempat terbaik dan bertaraf dunia di bidang pendidikan dan pengobatan. Ini dibuktikan dengan banyaknya pelajar asing dan pasien asing yang membanjiri negara ini setiap tahunnya.<br /></span><br /><span style="font-family:verdana;">Kita juga bisa melihat betapa megahnya Univesitas-Universitasnya seperti Univesitas National<br />SIngapura (NUS), Nanyang Technological University (NTU) dan juga Singapore Management University (SMU). Begitu juga dengan rumah sakit-rumah sakitnya yang serba canggih dan modern. </span><br /><br /><span style="font-family:verdana;">Semua ini tidak dapat tercapai sekiranya warga Singapura tidak bekerja keras dan berdisiplin.<br /></span><br /><span style="font-family:verdana;">Negara ini memang benar-benar mengagumkan dan bisa dijadikan contoh buat negara Indonesia agar nantinya Indonesia juga sama-sama maju kedepan sebaris dengan<br />Singapura dan lebih-lebih lagi Indonesia bisa menjadi sebuah negara magnet.<br /></span><br /><span style="font-family:verdana;">Jika ini bisa terbukti, tentunya pengangguran di Indonesia juga akan terkurangi jumlahnya.<br /><br /> <br />Salam<br />Muzaliah Suradi<br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1155006013490867372006-08-07T19:47:00.000-07:002006-08-07T20:00:13.500-07:00A Memorable Experience<span style="font-style: italic; font-family: trebuchet ms;">by </span><span style="font-family: trebuchet ms;">Kuswati S.<br /><br /><span style="font-style: italic;">7 years ago. 10th June 1999 it was my first flight to Singapore. Early in the morning 3 of my friends and I went to the Juanda airport accompanied by one of the female agency's staff called Vera. We were from the same agency in Surabaya. The agency provided us jacket and small luggage with the agency's name printed on it, so that the agency in Singapore will recognize us. After everything was done Vera went back to the office and we waited for our flight. I felt something was not right. I opened my passport, to my surprise..... it was not my passport. It's belong to my friend who are still at the agency.<br /><br />I was very panic and nervous. I told the airport's staff and asked their permission to call my agency. It was very urgent. So they allowed me to use the telephone. I called my agency and told them about what was happened. They told me to wait at the office. Soon after, they arrived and comforted me to calm down. They told me that everything should be allright. My flight has been cancelled. So I took the next flight.<br /><br />Soon after, it was time for me to flight. Vera told me to take care, & we said good bye to each other. It was about an hour journey to jakarta. After I arrived at Sukarno-Hatta airport. I run as fast as I could. Because it wasn't much time left fot the next flight to Singapore. My friends who were at the early flight waited for me inside the plane cried for joy to see me again without any worries. I was so happy to be with them again. In the end we flight together to Singapore. We chatted along the journey to Singapore.<br /><br />It was the most memorable experience that I won't never ever forget. Those lesson thaught me to always careful and remember to check everything before I go out, to make sure that whatever I need has been prepared.<br /> </span></span>Unknownnoreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1155005164298944912006-08-07T19:13:00.000-07:002006-08-07T19:46:04.400-07:00Why Did I Come to Singapore<span style="font-family: verdana; font-style: italic;">Hei, my name is Dumiyati. Not much word to tell you, why I come to Singapore?<br /><br />I just want to earn bit more money, because I want to sent my younger sister to get higher education more than us her brother/ sisters.<br /><br />I want my family life better than before and I want to make them happy. Doesn't matter if I have to hard working. I choose Spore to work, because not to far from my town. I am from Jakarta.<br /><br />Many-many years I stay in Spore work for 1 employer. They very kind, generous and warm family and they treat me like own family.<br /><br />I always thanks to GOD for that and for, everything... [my duty is to do all the house work].<br /><br />I take care of my employer parent. Not much work... thats way I have alot time to help my friend if they need me and my help, I like to listen they problem and give to them some advice it they need.<br /><br />I like and happy stay with my employer, because they never say "can not" if I do my social activity I always do for blood donation and sometime I visit old peoples in old fox for old sick people and I be come volunteer.<br /><br />I just want my life more better than before. I like stay in Spore but miss my Jakarta.<br /><br /><br /> </span>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1154979514329115282006-08-07T12:27:00.000-07:002006-08-07T12:39:56.706-07:00I Love My Country<span style="font-style: italic; font-family: verdana;"></span><blockquote><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">Jakarta,</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">I miss you very much</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">alot of memory about you</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">Sweet and bitter in my life</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">all happen in Jakarta</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">I born and grow up in Jakarta</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">and I hope I will die in Jakarta also</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">I love you my country...</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">"Bhinneka Tunggal Ika"</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">Country of thousand islands</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">Islands of thousand culture</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">Many religion and race</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">But we can stay together</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">Live in peace...</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">GOD,</span><br /><span style="font-style: italic; font-family: verdana;">Please... save my country</span><br /></blockquote><br />Dirgahayu Indonesia<span style="font-style: italic;"> '61st</span><br /><span style="font-style: italic;">from </span>DumiyatiUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1154884383795458572006-08-06T10:11:00.000-07:002006-08-06T21:05:31.423-07:00Why Did I Come to Singapore<span style="font-style: italic;">There are so many reason that I come to Singapore. The first reason is I want to earn more money to support my family. My father is a farmer and my mother sell things in the market. I have two brothers still in school and one sister in university. My parents do not have enough money to help them. There for I must work hard to support them.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Secondly, working in Singapore I can also save more money to buy some land and house. I do not want to be maid forever. I want to improve my life in Indonesia. When I go back to Indonesia I wish to open a shop.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">My third reason is, I can also improve my English in Singapore. I can learn English from my employer and from embassy.</span><br /><br /><span style="font-style: italic;">Lastly, I can experience new things in Singapore. I can make new friends. I can eat different food.</span><br /><br />WIDYANIUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1154884213436030312006-08-06T10:09:00.000-07:002006-08-06T10:10:45.030-07:00Why Did I Come to Singapore<em>Why I am working in Singapore? Actually many reasons to answer this question. Last time after secondary school actually I want continue go to high schools, but my parents do not allow. It’s because got not enough money. After that I take a courses to sew for one year. After get the sertificat I am going to Jakarta for two years. Working in Jakarta is not enough money and I go home.<br /><br />A few months at home I am free and so boring then not money for buy this and that. One day I am thinking my self, may be if I go to Singapore my future will be better. After I am really want to go, I ask my mother and father, they are said “allright”. They are give me some message to always be careful and take care my self. I say yes, so I am very happy.<br /><br />Before go to Singapore I am stay for 1 month in training centre. There’s I am learning English everyday and practis general house works. I am really happy when I am heard I got job in Singapore. So in July 24 I flew to Singapore. I am very exited I can see Singapore and I saw the high building. It’s very different from Indonesia.<br /><br />Now I am three years in Singapore already. I got a lot of experience here. Singapore is very metropolis and live many rases and they are living in harmony. Singapore is cleanest country in the world. It is good to know in Singapore every single product galal got label halal, so every moeslem do not to worry about the food. The food that all is very delicious and nyummy. Now I can cook Chinese food and malay food. I like cook curry, because I am love spicy.<br /><br /></em>SANEMUnknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1154884115442941742006-08-06T10:05:00.000-07:002006-08-06T10:08:35.453-07:00Amazing Experience<em>About two years ago my employer brought me holiday to Malaysia for 4 days and 4 nights. We are go to two places. They are go to Cameron Highland and Kuala Lumpur. We traveling by bus to reach there.<br /></em><br /><em>In Cameron Highland the first one we are visited. In here is very cold because the place is very high from seawater and the air is very fresh and natural. About 200 m surrounding the hotels is hills and tropical forest. The low land is vegetables farm. We can saw many kinds of vegetables such as broccoli, tomatoes, cabbages, cauliflower etc.<br /></em><br /><em>Side the land of vegetables farm is tea plantation. We are can see the tea plan closely. The guide tell us how to process tea from fresh tea leaf become dried tea and also tell how to take care the tea plant.<br /></em><br /><em>We are also went to cactus center and roses centre. I like rose centre because I can see so many different colours of rose. Next one visit to the best place is strawberry farm. I love it because the first one I saw the strawberry plant, the flowers and the baby strawberry. There are also got small shop selling the fresh strawberry and dried strawberry with cheaper price than market. In the evening we are went to restaurant for dinner and then go back to the hotel.<br /></em><br /><em>The next day visit to butterfly park and honey farms. We also can try small cup of honey. Many visitor buy honey to bring back home. There also have small market selling the different local product such as handcraf, souvenirs, fresh vegetables, local fruits, life plant as cactus plant, and many more.<br /></em><br /><em>Another 2 days and 2 night in Kuala Lumpur. Distance Cameron Highland and Kuala Lumpur is very far about four hours by bus. After rest in hotel in Jln. Bukit Bintang, we went to playland. After get the tickets we are playing the train in dark cave, crazy bumble bees, and many more.<br /></em><br /><em>The second day visit to Kuala Lumpur Science Centre (KLCC). We can see many kind of engines and traditional malay costum. After that we are went to Kuala Lumpur twin towers. After get the tickets we are going up use lift to the bridge. Along the bridge we can see panorama city of Kuala Lumpur. We are also take a few foto. After two days and two nights in Kuala Lumpur, in the morning we are prepare to go back to Singapore.<br /></em><br /><em>I think this wonderful experience for me because if I never go to work in Singapore, I don’t think so I can get good experience like this. And I will brought this experience to Indonesia, then I will tell my family what I got it.<br /></em><br /><em>Not only that, I also go to Johor Baru two times. I like traveling, because I can get more knowledge about other country.<br /> </em><br />SANEMUnknownnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1154882794956398302006-08-06T09:45:00.000-07:002006-08-06T09:46:34.956-07:00Cita-citaku Bila Kembali ke IndonesiaDi suatu saat bila impian sudah tercapai, seorang gadis telah berkhayal dan bermimpi. Kelak si gadis pulang ke tanah airnya sendiri, yaitu tanah air Indonesia. Ia bercita-cita membahagiakan kedua orang tuanya. Hari demi hari si gadis itu bekerja dengan semangat tanpa mengenal lelah. Cobaan dan rintangan dia lalui dengan sabar walau itu sangatlah berat.<br /><br />Tapi malangnya nasib si gadis itu. Suatu saat si gadis mendengar berita kalau keluarganya, yaitu ayah dan ibunya telah bercerai dan si gadis pun mempunyai 1 adik laki-laki yang disayanginya tapi sayang telah dibawa oleh ayahnya.<br /><br />Dan si gadis pun tidak pernah mendengar berita tentang keluarganya lagi. Tetapi si gadis berusaha dan berusaha tuk mencari tahu tentang keluarganya tanpa putus asa! Si gadis pun selalu berdo’a meminta petunjuk kepada Allah SWT.<br /><br />Akhir kata, ada teman ibunya yang sangat menyayangi si gadis memberi tahu kalau ibunya pergi ke negri orang yaitu Arab Saudi. Dengan terkejut si gadis tanpa disadarinya telah meneteskan airmata.<br /><br />Thank you,<br />Pengarang cerita<br /># RATIAH #Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1154882524564625162006-08-06T09:40:00.000-07:002006-08-06T09:42:04.566-07:00Why Did I Come to Singapore<em>Clean, beautiful, and amazing. That’s what I saw first when I came to Singapore. Even though I came to be a servant, but I was still happy because I can enjoyed “How Beautiful Singapore is”.<br />I heard that Singapore is a safe and a rich country. A lot of Indonesian women went to Singapore to be FDW’s, for a better salary and a better future. And the fact is a lot of them came back safely and successed. That’s why I decided to work in Singapore. 25 September 2004, that’s my first day arrived in Singapore. I left Indonesia and my family. In my mind is I must worked hard for my family future.<br /></em><br /><em>I worked in a Chinese family. Everything is very new for me. I had to adapted with them. And I must be very patient. Sometime I was very sad when I got scolded. But I was happy when I got my salary. And what they are taught to me about “How to cooked and cleaned the house”, is meaningful for my future. I also learned to spoke English. I happy for it.<br /><br /> </em>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1154882429383996532006-08-06T09:36:00.000-07:002006-08-06T09:40:29.386-07:00Pengalamanku dan Cita-citaku Bila Kembali ke Indonesia--ditulis oleh Amsiyah asal Cilacap--<br /><br />Singapura adalah negara kecil tapi kaya. Bukan saja kaya dalam bidang ekonomi, tapi juga budaya. Penduduk asli Singapura terdiri dari Cina, Melayu, India, dan Eropa. Ada juga pendatang dari negara lain. Ditambah dengan tenaga kerja asing dari berbagai negara. Meski begitu, mereka tetap rukun. Budaya antri dan pemerintahan yang benar-benar jujur merupakan contoh yang baik bagi negara lain.<br /><br />Karena banyaknya suku bangsa itu, maka hadir pula berbagai makanan yang beraneka ragam. Dan boleh dibilang semuanya bagus. Sebut saja roti prata, mie siam, mie laksa, popiah dan banyak lagi makanan lain yang juga istimewa.<br /><br />Berbicara mengenai makanan, mie siam adalah makanan favorit dari keluarga majikan saya. Anggota majikan saya ada 5 orang. Salah satu diantaranya ada seorang nenek berusia 80 tahun. Namanya Nenek Fong. Dia pandai masak, salah satunya membuat mie siam. Setiap hari raya Cina dia selalu membuatnya untuk keluarga dan juga para tamu yang dating. Mereka suka sekali dan katanya mie siam yang dia bikin lebih enak daripada yang dijual di rumah-rumah makan yang ada di Singapura. Saya rasa juga begitu. Karena saya sering membantunya, saya pun jadi tahu cara membuatnya. Lalu timbul keinginan saya untuk memanfaatkan pengalaman yang saya dapat.<br /><br />Saya ingin membuka rumah makan mie siam di Indonesia, khususnya di Cilacap. Saya juga ingin mempromosikannya di internet. Jadi, bila ada turis yang dating ke Cilacap, bisa mampir ke rumah makan saya. Tentunya untuk mencapai semua itu saya perlu menambah pengalaman, keahlian, dan modal.Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-32067725.post-1154583795723454882006-08-02T22:39:00.000-07:002006-08-06T09:35:48.696-07:00A Memorable Experience<em>--written by Novita Trirahayu @ Tampines--<br /><br />Sunday morning, I felt really lazy to wake up.<br /><br />I flopped over in bad and frowned slightly, from somewhere in the house come the sound of running water, I gave up to get back in to my dream then I heard my sir already went in to toilet. He was really toilet king, he could spent more than an hour inside the toilet reading newspaper.<br /><br />I just don't bother about him, I get back to sleep but I couldn't do that because I have to do my house work.<br /><br />I looked at my table clock told me it was still before 6, stretching full length, I tried to get up and I opened the curtains, than saw the sunlight. I was glad it was a sunny day.<br /><br />A person's birthday should be on a sunny day.<br /><br />I went to take shower and quickly did house work. I have to finish everything before everyone in the family wakes up.<br /><br />After finished my work I went downstair to check at the letter box, hopefully I would have some letter or maybe birthday card from my family and friends.<br /><br />I was surprised and disapointed, it was nothing inside the letter box. I thought everybody had forgotten my birthday, with a glum face I went back home empty handed.<br /><br />It was already late, past 10 o'clock but my sir and madam haven't come back home yet, I brought the children to the badroom then asked them to have early night because tommorow they have school. I was waiting for my employer to come back so I could have a rest in my own room.<br /><br />Almost 11 o'clock I heared the door opened, that's means my employer already home. After I said good night to them I went to my room, I've just began to lay down my back on to my bad and ready to sleep, suddenly I heared someone knocked on my door and I heared a very gentle voice, I knew that's Clarea's voice she asked me carried her to her room. I came out carried her in my arm and walked slowly to the room. It was dark outside the living room so I tried to switch the light on, after the light was on I saw a birthday cake [manggo cake was my favorite cake] on the dinning table, and everybody were there my sir, madam, Ivan, Cheryl, and Clara who still in my arm. Cheryl ran in to the piano. She stuck a loud chord on the piano and everybody broke a loud chorus of "Happy Birthday", enthusiastic clapping followed the singing.</em><br /><em></em><br /><em>I put Clara down and stared at the cake. I was too shy to look at them, after blowing out the candle's I still couldn't speak.</em><br /><em></em><br /><em>This had started out to be such a lonely birthday, but had ended as teh nicest one I could remember.</em><br /><em></em><br /><em>I thought that nobody remembered my birthday but my employer and the family gave me such a memorable birthday celebration. I only could say thank you and hugged them. When my madam asked me, what was my wish on my birthday? I did not say a word but deep in my heart, I wish GOD would repay their kindness Amin.</em><br /><em></em><br /><em></em><br /><em></em>Unknownnoreply@blogger.com19